BAB I
KONSEPSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Manajemen Pembelajaran.
Manajemen
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian komponen-komponen
program pembelajaran dengan penggunaan ilmu dan seni pembelajaran yang tepat,
agar supaya tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
B.
Kegiatan Manajemen Pembelajaran
Kegiatan
manajemen dapat dikaji dari dua segi, yakni (1) dari segi sasaran kegiatan
manajemen, dan (2) dari jenis aktivitas-tindakan manajemen.
Dari segi
sasaran atau obyek kegiatannya, obyek manajemen pembelajaran meliputi (1)
manajemen komponen-komponen program pembelajaran dan (2) manajemen
komponen-komponen iklim pembelajaran, Komponen-komponen program pembelajaran
mencakup manajemen :(a) tujuan pembelajaran ( kompetensi dan indicator hasil
pembelajaran), (b) materi bahan pembelajaran, (c) komponen strategi
pembelajaran, (d) media, sumber dan teknologi pembelajaran, (e) penilaian
pembelajaran. Sedangkan manajemen komponen iklim pembelajaran meliputi : (a)
manajemen kedisiplinan siswa, (b) manajemen iklim sosial kelas, (c) manajemen
iklim sosio-emosional kelas, dan (d) manajemen fisikal kelas
Sementara
itu, dari segi jenis aktivitas kegiatannya, kegiatan manajemen dapat ditinjau
dari segi: (1) prosedur kegiatan manajemen dan (2) macam-macam kegiatan
manajemen pembelajaran. Ditinjau dari
prosedur kegiatan manajemen terdapat tiga tahapan kegiatan yang meliputi: (a)
tahap perencanaan pembelajaran, (b) tahap pelaksanaan pembelajaran dan (c)
tahap penilaian pembelajaran. Sementara ditinjau dari macam-macam kegiatannya,
kegiatan manajemen pembelajaran, mencakup aktivitas : (a) identifikasi masalah,
(b) diagnosis, (c) perumusan tujuan, (d) pengambilan keputusan, (f)
perencanaan, (g) pengorganisasian, (h) kordinasi, (i) pendelegasian,(j)
inisiasi, (k) komunikasi, (l) bekerja bersama kelompok, (m) pemecahan masalah,
dan (n) aktivitas penilaian,(o) inovasi
( pembaharuan) , (p) penelitian dan pengembangan.
C.
Macam-macam Kegiatan Manajemen Pembelajaran
1.
Identifikasi masalah, Diagnosis, dan Problem solving
2.
Pengambilan keputusan
BAB II
Variabel-Variabel Pembelajaran
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
belajar. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyediakan seperangkat
peristiwa-kondisi lingkungan yang
dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas
belajar.
B. Faktor-Faktor Penentu Aktualisasi Pembelajaran
Proses
pembelajaran bersifat kompleks mengingat aktualisasinya melibatkan dan
ditentukan oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor pembentuk aktualisasi
pembelajaran tersebut meliputi komponen input, proses, output,dan umpan
balik.
Komponen
input (masukan) adalah siswa
yakni peserta didik yang
diharapkan mengalami perubahan
tingkah laku setelah mengikuti
proses pembelajaran. Komponen proses,
yakni serangkaian interaksi
pembelajaran antara siswa sebagai
masukan dengan sejumlah komponen
pembelajaran dan sejumlah komponen
setting pembelajaran ( manajemen kelas).
Sedangkan komponen out-put adalah hasil
belajar sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran yang
berupa kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai
anak setelah mengikuti interaksi
pembelajaran. Sementara komponen
umpan-balik merupakan komponen yang
memiliki fungsi informatif bagi efektivitas pencapaian tujuan dan relevansi
dari komponen-komponen yang terkait.
C. Deskripsi Tindak Pembelajaran
a. Dari segi jenis kegiatan guru:
b. Dari segi tujuan belajar yang ingin di capai:
c. Dari segi prinsip realitas dalam pembelajaran
d. Dari segi komponen tingkah laku guru
e. Dari segi kubu-kubu teori belajar, mengajar sebagai:
Valentine (1992: 150--153) menyebutkan
beberapa variabel beserta
diskriptor performansi guru dalam
mengajar.
1. Membuat Persiapan
Mengajar yang Tepat
2. Menyiapkan Strategi untuk Mengatasi Hambatan
3. Menyiapkan Materi Pelajaran
4. Memilih Tujuan dan Proses Pembelajaran Secara Tepat
5. Memilih dan Menerapkan Berbagai Teknik
Mengajar Yang Efektif
6.
Memberikan Kesempatan Belajar Sesuai Dengan
Perbedaan Individual Anak
7. Menggunakan Variasi Bahan dan Sumber Yang Efektif
8. Menggunakan Alokasi Waktu Secara Efektif
9. Menunjukkan Kemampuan Memotivasi siswa
10. Menunjukkan Kemampuan Komunikasi Dengan Siswa
Secara Efektif
11. Memberikan Evaluasi
Umpan Balik bagi Anak
D. Dimensi Pembelajaran Sebagai Sistem
Komponen-komponen
pembentuk proses pembelajaran menurut Moedjiono, dkk. (1996:19--20), meliputi berikut ini:
·
Siswa
·
Guru
·
Tujuan
·
Metode
·
Media,
·
Evaluasi
E. Dimensi Tujuan dan Hasil Pembelajaran.
a.
Instructional
effects,
b.
Nurturant
effects,
F. Dimensi Manajerial dalam Pembelajaran
a.
Instructional
Management
b.
Classroom Management
G. Dimensi Proses dalam Pembelajaran
a. Tahapan Proses Pembelajaran
v Tahap Perencanaan.
v Tahap Pelaksanaan.
v Tahap Evaluasi.
b. Aspek Pendekatan dalam
Pembelajaran
c.
Aspek Strategi dan Taktik
d.
Aspek Metode dan Teknik Pembelajaran
e. Prosedur Pembelajaran
H. Dimensi Isi-Pesan
Pembelajaran
a. Substansi
isi pembelajaran.
b. Aspek nilai-nilai formal isi pembelajaran.
I. Dimensi Interaksi-Komunikasi
dalam Pembelajaran
BAB III
PEMBELAJARAN EFEKTIF
A. Konsep Keefektifan
Kata efektif
sesungguhnya merupakan serapan dari
kata effective (bahasa Inggris) yang artinya berhasil guna, berdaya
guna, mustajab, manjur, ditaati. Kata effective itu sendiri berakar dari kata
effect yang maknanya pengaruh-akibat. Bertolak dari akar kata
effect tersebut, maka effective artinya ada pengaruhnya, memiliki pengaruh,
berpengaruh -berakibat, mempunyai akibat, tampak akibatnya.
B. Karakteristik Keefektifan Kelas
- Produktivitas
- Efisiensi
- Kualitas
pencapaian hasil, kinerja, layanan oleh individual
- Pertumbuhan
dan perkembangan kelas
- Keadaan
absensi oleh siswa, guru dan pengelola yang lain.
- Turnover
- Kepuasan
guru terhadap pekerjaannya
- Kepuasan
siswa
- Motivation
- Morale
- Kohesif
- Fleksibilitas
dan adaptibilitas
- Perencanaan tujuan kelas
- Perumusan
dan kesepakatan tujuan bersama
- Penghayatan
terhadap tujuan organisasi kelas
- Keterampilan
manajerial dan kepeminpinan guru
- Informasi
manajemen dan komunikasi
- Kesiapan
kelas
- Pemanfaatan lingkungan
- Penilaian oleh entitas eksternal kelas
- Stabilitas
- Pemberian
kesempatan partisipasi
- Penekanan
untuk Pelatihan dan Pengembangan
- Penekanan
pada Prestasi
C. Efektivitas Pembelajaran
1.
Struktur Pembelajaran
2.
Motivasi anak
3.
Efektasi guru
4.
Pertanyaan kelas
5
Memaksimalkan Waktu belajar
6.
Penerapan Pembelajaran Konstruktivis
D. Guru yang Efektif
1. Manajemen kelas
2. Direct Instruction.
3. Waktu untuk tugas.
4. Bertanya.
5. Pembelajaran
pemahaman.
6. Tingkat
kognitif dalam pembelajaran.
7. Pengelompokan
anak.
E. Profil Iklim Pembelajaran Efektif
Variabel-variabel guru yang berperanan terhadap efektivitas
iklim pembelajaran adalah variabel
karakteristik kepribadian, kemampuan dan keterampilan mengajar,
keterampilan mengelola kelas, kematangan emosional, dan lain-lain.
1. Profile disiplin kelas yang
efektif
2. Profil Iklim Sosial Kelas yang efektif
3. Profil Iklim Sosio-emosional Kelas Yang Efektif
4. Profil Kondisi Fisikal Kelas Yang Efektif
BAB IV
PERFORMANSI GURU YANG DIHARAPKAN SISWA
A. Ekspektasi siswa terhadap guru
1. Karakteristik Kepribadian Guru yang diharapkan
Karakteristik Barr tentang
guru yang sukses memiliki dua belas atribut yakni berikut ini:
a. Guru sebagai
orang sumber
b. Intelijen
c. Kestabilan
emosinya
d. Bijak/ hati-
e. Buoyancy--Optimis,
f. Obyektif
g. Tenaga
h. Dominansi
i.
Kemenarikan
j.
Kehalusan budi
k. Kerjasama
l.
Reliabilitas
2. Harapan Siswa Tentang Kemampuan/kompetensi Guru
v
Membuat Persiapan Mengajar yang Tepat
v Menyiapkan Strategi
untuk Mengatasi Hambatan
v Menyiapkan Materi
Pelajaran
v Memilih Tujuan dan
Proses Pembelajaran Secara Tepat
v Memilih dan
Menerapkan Berbagai Teknik Mengajar
Yang Efektif
v Memberikan Kesempatan
Belajar Sesuai Dengan Perbedaan Individual Anak
v Menggunakan Variasi
Bahan dan Sumber Yang Efektif
v Menggunakan Alokasi
Waktu Secara Efektif
v Menunjukkan Kemampuan
Memotivasi siswa
v Menunjukkan Kemampuan Komunikasi Dengan Siswa
Secara Efektif
3. Harapan Siswa Tentang Kemampuan Sosial
Guru.
4. Kematangan Emosional Guru yang diharapkan
Siswa.
5. Harapan Siswa tentang
Persepsi dan Sikap Guru
F. Pola Kepemimpinan Guru yang diharapkan.
Kepemimpinan guru
di kelas dapat
di klasifikasikan menjadi tiga tipe kepemimpinan, yakni tipe
otoriter, demokratis, dan leissez faire. Masing-masing tipe
kepemimpinan tersebut memiliki implikasi
yang berbeda-beda terhadap erbentuknya iklim sosial dan emosional kelas. Kelas
yang dipimpin guru secara
otoriter, cenderung menimbulkan iklim
sosial dan emosional yang kurang menguntungkan bagi belajar anak. Anak di kelas merasa ditekan,
tidak memiliki kebebasan berekspresi,
dan tidak berani membuat keputusan
sendiri.
BAB V
MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Program Pembelajaran
Program
pembelajaran adalah seperangkat
tindakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Manajemen program pembelajaran
ditinjau dari sudut tahapan kegiatannya,
terdiri atas (1) kegiatan
perencanaan program, (2) pelaksanaan
program, dan (3) evaluasi program (Jacobsen, Egen dan Kauchak, 1989:9--12).
Sedangkan manajemen program pembelajaran ditinjau dari sudut jenis dan
macam-macamnya, terdiri atas (1) program tahunan, (2) program semesteran dan
(3) program satuan pembelajaran.
Perencanaan Program
Pembelajaran
Evaluasi Program Pembelajaran
Aspek
ini berisi kegiatan guru
untuk melakukan penilaian terhadap program pembelajaran. Ada tiga sasaran penilaian, yakni: (1)
penilaian perencanaan program,
(2) penilaian terhadap pelaksanaan
program pembelajaran, dan (3)
penilaian terhadap program evaluasi
pembelajaran.
Model Program Pembelajaran
ü
Model Pembelajaran Dasar Glaser
ü Model Pembelajaran
Yerold E. Kemp
ü
Model Satuan Pelajaran
Komponen-komponen Program Pembelajaran
Ø
Komponen Tujuan Pembelajaran
a. Pemilihan materi
b. Evaluasi
c. Siswa
d. Semua Pihak
e. Dapat dilihat
lebih jelas, apakah tujuan
itu menunjang pencapaian tujuan
yang lebih besar. .
Tujuan pembelajaran
memenuhi beberapa fungsi
yang berguna diantaranya adalah
berikut ini.
a. Untuk merencanakan
pelajaran.
b. Dalam memilih alat
bantu pelajaran.
c. Untuk menetapkan
tugas-tugas yang sesuai dengan siswa.
d. Dalam memilih atau
menyusun test.
e. Untuk menentukan
kapan dan dikumpulkan data yang evaluatif.
f. Untuk menyimpulkan
& melaporkan hasil-hasil evaluasi.
g. Untuk dapat
menolong siswa menentukan dimana mereka
harus pergi sementara mereka
berusaha menjadi pelajar yang mampu
belajar sendiri.
Klasifikasi Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Domain Kognitif
·
Pengetahuan.
·
Pemahaman.
·
Aplikasi.
·
Analisis.
·
Sintesis.
·
Evaluasi.
Tujuan Pembelajaran Domain Afektif
·
Penerimaan
·
Memberikan
respon ( Tanggapan)
·
Penilaian.
·
Organisasi.
·
Pemeranan/pelukisan watak.
Tujuan Pembelajaran Domain Psikomotor
·
Persepsi (Perseption).
·
Kesiapan
(Set).
·
Respon terpimpin (Guided responce).
·
Mekanisme (Mechanism).
·
Complex
Overt Responce.
·
Penyesuaian (Adaptation).
·
Originasi
(Origination).
Ø
Komponen Penilaian Awal (Pre-Test)
Sasaran penilaian awal sedikitnya adalah
tingkat penguasaan anak tentang : (1)
pengetahuan prasyarat yang dimiliki anak untuk mengikuti pembelajaran (pre-riquisite), dan (2) tujuan pembelajaran
yang menjadi sasaran pembelajaran.
Ø
Komponen Materi Pembelajaran
materi pelajaran
menjadi empat macam yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip (Suprihadi, 1993:60).
Ada dua
jenis klasifikasi sumber belajar, (1)
resource by design, sumber
pembelajaran yang dirancang secara spesifik
untuk pembelajaran, (2) resource by utilization
Ø
Komponen Proses Pembelajaran
Pertimbangan
dalam Pemilihan Proses Pembelajaran
(1) karakteristik tujuan,
(2) karakteristik peserta didik,
(3) karakteristik materi pembelajaran,
(4) kemampuan guru, dan
(5) ketersediaan fasilitas pembelajaran
Prosedur Pembelajaran.
Herbart
dalam Moedjiono , dkk. (1996)
mengemukakan lima langkah induksi
dalam pembelajaran. Kelima
langkah tersebut adalah berikut
ini.
.Persiapan meliputi: (a) mengemukakan tujuan
pembelajaran secara jelas kepada
siswa; (b) memberi pandangan ke depan
bahwa apa yang dialami siswa akan membantu pemahaman materi.
a. Penyajian
b. Komparasi
c. Generalisasi
d. Penerapan
Pola-pola Interaksi Pembelajaran
Pola
interaksi berhubungan dengan cara bagaimana interaksi siswa dengan sistem lingkungan
belajarnya. Sehubungan dengan hal
tersebut, terdapat tiga klasifikasi pola interaksi pembelajaran
(Depdikbud-Dikti, 1980:45-46), yakni berikut ini.
a. Pola Presentasi
b. Studi Independen
c. Interaksi
Ø
Komponen Media dan Sumber Belajar
Ø Komponen Penilaian
v penilaian perencanaan
program
v penilaian proses pembelajaran
v penilaian hasil-hasil
pembelajaran.
BAB VI
MANAJEMEN STRATEGI
PEMBELAJARAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi
memiliki dua hal, (1) perencanaan tindakan secara sistematis dan, (2)
implementasi perencanaan dalam tindakan di lapangan. ( Al Hakim S. dkk.;
2002:80). Dan ujung dari penggunaan strategi adalah memenangkan
pertempuran.
Strategi pembelajaran merupakan bagian dari
keseluruhan komponen pembelajaran.
Strategi pembelajaran berhubungan dengan
cara-cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Cara-cara
itu, mencakup sifat, ruang lingkup
dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar
bagi siswa. Oleh sebab itu, Hilda
Taba menyatakan pula strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih guru dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan
atau fasilitas bagi siswa
menuju tercapainya tujuan pembelajaran (Suprihadi, 1993:94)
Strategi pembelajaran aktualisasinya terwujud dalam bentuk
ketetapan mengenai seperangkat
tindakan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang memudahkan siswa
untuk mencapai tujuan belajarnya. Cakupan ketetapan tindakan tersebut
berdimensional, secara substansial
dimensi yang dimaksud antara lain meliputi
: (1) setting (latar) pembelajaran, (2)
pengelolaan bahan ajar, (3)
pengalokasian waktu, (4) pengaturan pola aktivitas pembelajaran,
(5) metode, teknik, dan prosedur pembelajaran, (6) pengaturan dalam pemanfaatan media pembelajaran,
(7) penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, (8) penerapan
pendekatan pola aktivitas pembelajaran, (9) pengembangan dan pengaturan iklim
pembelajaran.
B. Dimensi-dimensi Strategi Pembelajaran
Dimensi strategi
pembelajaran yang dimaksud, perwujudannya berkenaan dengan aspek:
(1) setting (latar)
pembelajaran, (2) pengelolaan bahan ajar, (3)
pengalokasian waktu, (4) pola pengaturan bentuk pembelajaran, (5) metode,
teknik, dan prosedur
pembelajaran, (6) pemanfatan dan penggunaan media
pembelajaran, (7) penerapan
prinsip-prinsip pembelajaran, (8) penerapan pendekatan pola aktivitas
pembelajaran, (9) pengembangan iklim pembelajaran.
C. Perencanaan Strategi Pembelajaran
Langkah-langkah
perencanaan yang meliputi (1) identifikasi persoalan/kebutuhan, (2) merumuskan
tujuan dan sasaran, (3) identifikasi pembatas-pembatas—kekuatan dan kelemahan,
(4) proyeksi dan antisipasi kedepan, (5) penelusuran alternatif kegiatan dan ,
(6) penyusunan rencana tindakan yang dipilih. ( Al Hakim S. dkk; 2002:80).
Menyusun
rencana strategi pembelajaran, ada tiga
hal yang perlu dicermati guru: (1) pada variabel-variabel penentu strategi, dan (2) substansi strategi,
(3) jenis-jenis dan bentuk strategi yang akan digunakan.
Variabel-variabel
penentu dalam perencanaan strategi
menurut meliputi: (1) variabel
tujuan pembelajaran, (2) variabel materi
pembelajaran, (3) variabel kemampuan diri guru,
(4) variabel kemampuan siswa, (5) variabel sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia.
Lawrence T. Alexander dan Robert H. Davis dalam
Suprihadi (1993: 106) menyebutkan ada empat faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran. Faktor tersebut adalah (1)
tujuan pembelajaran khusus, (2) keadaan siswa
(karakteristik siswa), (3) sumber
dan fasilitas untuk melaksanakan
dari suatu strategi tertentu, dan
(4) karakteristik teknik penyajian tertentu. Keempat faktor tersebut diatas oleh Lawrence T.
Alexander dan Robert H. Davis selanjutnya dijelaskan secara rinci sebagaimana uraian di bawah ini.
BAB
VII
PROSEDUR DAN POLA
PENGATURAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Pola
kegiatan pembelajaran berkenaan
dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan pembelajaran
B. Struktur Pembelajaran
Struktur
pembelajaran efektif pada dasarnya mencakup komponen : (1) pendahuluan pembelajaran, (2) penjelasan dan
klarifikasi isi pembelajaran secara jelas, (3) monitoring terhadap pemahaman
anak, (4) pemberian waktu untuk praktek/berlatih, (5) fase penyimpulan dan
penutupan pembelajaran, (6) pendalaman secara terstruktur maupun mandiri dan
review.
Berdasar
alur proses pemahaman individu terhadap obyek tersebut, maka proses
pembelajaran dapat distrukturkan dengan pola GASE tersebut. Untuk itu, maka
langkah-langkah pembelajaran dapat distrukturkan kedalam tujuh fase
pembelajaran yang meliputi (1) fase motivasi, (2) fase eksplorasi, (3) fase intensifikasi,
(4) fase elaborasi, (5) fase signifikasi, dan (6) fase evaluasi, (7) Follow up
Herbart
dalam Moedjiono , dkk. (1996)
mengemukakan lima langkah induksi
dalam pembelajaran. Kelima
langkah tersebut adalah berikut
ini.
- Persiapan meliputi: (a) mengemukakan tujuan
pembelajaran secara jelas kepada siswa; (b) memberi pandangan ke depan bahwa apa yang dialami siswa akan
membantu pemahaman materi.
- Penyajian. Pada tahap ini data-data yang berhubungan erat dengan masalah-masalah yang harus dipecahkan dikemukakan pada siswa.
- Komparasi -
Abstraksi. Data-data itu
diperbandingkan dan
dianalisa secara seksama untuk menunjukkan keterkaitan yang dapat dipergunakan selanjutnya
untuk menemukan implikasinya.
- Generalisasi.
Pada tahap ini unsur-unsur kesamaan dan perbedaan dikemukakan bersama
sebagai bukti untuk
menemukan implikasinya secara pasti.
- Penerapan.
Kesimpulan yang diperoleh diterapkan dalam berbagai situasi untuk memperjelas
signifikasi kesimpulan yang diperoleh terdahulu.
C. Pola Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pola Presentasi
Pola Studi Independen
Pola Interaksi
D. Variasi Pola pengaturan Pembelajaran
1. Pola Pengaturan Guru dalam Pembelajaran
Pola
Pembelajaran dengan Seorang
Guru.
Pembelajaran Melalui Team
2. Pola Pengaturan Siswa dalam Proses Belajar.
Pola Pembelajaran klasikal
Pola Pembelajaran Kelompok Kecil (5--7
anak)
Pola Pembelajaran Individual atau
Perorangan
3. Pola Pengaturan Hubungan Guru – Siswa
Pola Kegiatan Pembelajaran Tatap muka
Pola Kegiatan Pembelajaran dengan
Perantaraan Media
4. Struktur Peristiwa Pembelajaran
Pola Struktur terbuka
Pola Struktur Tertutup
5. Pola Peranan Guru dalam Pengelolaan Pesan
Pola ekspositori
Pola Heuristik atau Hipotetis
6. Pola Pengorganisasian Pesan
a. Pola Induktif
b. Pola Deduktif
BAB VIII
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengantar
Model pembelajaran
dilihat dari sudut siswa merupakan
model belajar. Model pembelajaran didisain secara
khusus untuk kepentingan macam-macam belajar dan membantu
siswa dalam belajar yang
lebih efektif. Dengan model
belajar tersebut, siswa dibantu
dalam proses pemerolehan informasi
dan gagasan, pemerolehan
keterampilan, nilai, cara-cara berfikir, alat untuk berekspresi diri. Model
pembelajaran juga membelajarkan
siswa tentang bagaimana belajar (BruceJoyce
dan Marsha Weil, 1992: 1).
B. Jenis-jenis Model Pembelajaran
1. Famili Model Pembelajaran Interaksi Sosial (Social Family)
(1) model
investigasi kelompok,
(2) role
playing,
(3) jurisprudential
inquiry.
2. Famili Model-model Pemrosesan Informasi
v model berpikir
induktif
v model latihan
inquiry
v model penguasaan
konsep
v model perkembangan
kognitif
v model advance
organizer
3. Famili Model-model Personal
1. Model Pengajaran Nondirective
2. Model Pertemuan Kelas
C. Model-model Mengajar Behavioral
1. Model Contingency Management
2. Model Assertiveness Training