TDS di SMP I Muhammadiyyah Tarakan

Posted by Radja Paguntaka Senin, 28 Januari 2013 0 komentar

TDS adalah Tes daya serap yang dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghadapi soal Ujian Nasional beberapa bulan lagi. Tidak terkecuali TDS di SMP I Muhammadiyyah Kota Tarakan. Para Siswa dan Siswi sangat antusias dalam mengikuti tes ini. Sunil, siswa kelas IX A mengaku dalam menghadapi TDS ini dia belajar dengan semangat. Hal serupa juga diakui oleh Slamet Riduan. Siswa berkarakter yang satu ini menghadapi TDS dengan rutin menghadiri bimbel disekolah dan mengerjakan soal-soal dalam menghadapi UN. Melihat hal tersebut SMP I Muhammadiyah sangat yakin bahwa kedepannya siswa siswinya akan siap menghadapi UN lahir dan batin.


Suasana Ujian yang Tenang


Cek dan Ricek


Mengerjakan Soal IPA


Aman Terkendali


Baca Selengkapnya ....

Fitria Ramadani di Jembatan Besi Institute

Posted by Radja Paguntaka 0 komentar

Alhamdulillah telah berdiri lembaga bimbingan belajar kecil yang kami beri nama JEMBATAN BESI INSTITUTE. Murid kami pada bulan pertama ini masih berjumlah sembilan orang. Satu diantara mereka adalah Fitria Ramadani, siswi kelas IX di sekolah ternama di kota tarakan. Saya akui bahwa kepandaian anak ini memang patut diberi apresiasi yang layak. Mengingat kemampuan matematikanya yang tergolong luar biasa. Chia, panggilan akrabnya. Mengingat murid kami yang duduk di SMP/ MTs hanya satu orang, kami begitu fokus untuk mengajarinya. Bahkan ketika chia datang hampir semua dari kami duduk disitu melihat murid kesayangan kami ini belajar. So… Cekidot inilah FITRIA RAMADANI


Chia lagi Tryout Online


Fitria Ramadani serius belajar


Baca Selengkapnya ....

Penanganan Perilaku Siswa

Posted by Radja Paguntaka Sabtu, 26 Januari 2013 0 komentar
Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
 (1) pendekatan disiplin dan
 (2) pendekatan bimbingan dan konseling.


  • Penanganan siswa bernasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa.
§  penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

§  Sebagai ilustrasi, misalkan di suatu sekolah ditemukan kasus seorang siswi yang hamil akibat pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah secara tegas menyatakan untuk kasus demikian, siswa yang bersangkutan harus dikeluarkan. Jika hanya mengandalkan pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil sekolah adalah berusaha memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan dan ujung-ujungnya siswa dinyatakan dikembalikan kepada orang tua (istilah lain dikeluarkan). Jika tanpa intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang bersangkutan akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru yang justru dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi Bimbingan dan Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi, keinginan untuk tidak berusaha menggugurkan kandungan yang dapat membahayakan dirinya maupun janin yang dikandungnya, keinginan untuk melanjutkan sekolah, serta hal-hal positif lainnya, meski ujung-ujungnya siswa yang bersangkutan tetap harus dikeluarkan dari sekolah.

Namun, dalam hal ini bukan berarti Guru BK/Konselor yang harus mendorong atau bahkan memaksa siswa untuk keluar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan siswa merupakan wewenang kepala sekolah, dan tugas Guru BK/Konselor hanyalah membantu siswa agar dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat tidak semua masalah siswa harus ditangani  oleh guru BK (konselor). Dalam hal ini Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :
  1. Masalah (kasus) ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
  2. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
  3. Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan secara optimal Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan pribadi.

  Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin
§  Masalah ringan: Dengan melakukan peringatan terhadap siswa,oleh guru dan wali kelas dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah.
§  Masalah sedang: Dengan melakukan ancaman terhadap siswa,oleh guru dan wali kelas dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah.
§  Masalah berat: Siswa dikeluarkan langsung oleh keputusan kepala sekolah.

Dengan melihat penjelasan tersebut, tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Disiplin memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera pada siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku. Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.

Baca Selengkapnya ....

Pernikahan Akhmad Fakharuddin di Malang

Posted by Radja Paguntaka Sabtu, 05 Januari 2013 0 komentar

Ini merupakan foto pernikahan Akhmad Fakharuddin dengan Rina Eka Ningtyas di Gubernuran Malang. Dari Kiri ke Kanan --> Zaenal Fauzi (Pak Cik Oji), Taqwim Al-Mustaqim (Mbah Reng), Ayahanda Munjamil, Ibunda Sri Sulistyani, Akhmad Fakharuddin (saya), Rina Eka Ningtyas (Mbak Rien), Ibunda Suriah, Ayahanda Sidar, Nurul Hidayah (Purboot), Rosmila (Teh Mila), Rahma Huda Hasanah (Omma), Dewi Kumalasari (Gwimbrot)

Baca Selengkapnya ....

Joerney Ke Tambak (Perdana)

Posted by Radja Paguntaka 0 komentar

Beberapa menit yang lalu, isteri saya menaiki speedboat pertamakali dalam hidupnya. Sama seperti saya sewaktu menaiki kereta api. Isteri saya juga kegirangan bukan kepalang.hahahahaha (lebay.com). Ombak di tarakan lumayan besar dan angin yang bertiup kencang menambah adrenalin kami di atas speedboat yang terayun-ayun menabrak ombak.  Isteriku senang dan histeris sambil memegang paman. Maklumlah istriku orang jawa yang tidak biasa dengan kehidupan laut. Berikut jepretan kami dalam perjalanan tadi pagi. Cekidot . . .
 Berpose Di atas Speed

 Dekat Peti Udang

 Dipegang Tante mama Rini

 Takut naik speed

 Akhirnya sampai di tambak

 Bergaya Sendiri

Bergaya Nii 

Berdua dibawah kelapa

Baca Selengkapnya ....
Cara Buat Email Di Google | Copyright of Radja Paguntaka.